Friday, March 22, 2013

No Charge For Love

Hey, did you notice that Facebook has a new timeline design? Facebook timeline has two columns now. Your events, status, wallposts, and recent activities are now in right column, while your recently apps are in left. Daaaaaan, gara-gara tampilan facebook yang baru ini semua status dan notes galau yang pernah gue tulis dari jaman SMA muncul ke permukaan lagi. T.T *air matanya berlinang* *mas intan yang kau kenaaang*

Ehm. Dari sekian banyak notes galau itu, ada satu note yang bikin gue sedih lagi pas baca. Note ini gue salin dari buku Interlanguage Kelas XI dengan penerjemahan sendiri. Cerita ini terkenal banget, tentang Boy, Farmer, and Little Puppy. Bagi yang udah pernah baca, mungkin ini bisa jadi sweet nostalgic story buat kalian. :)


 "No Charge For Love"
Suatu hari, terdapat seorang lelaki tua yang mempunyai sepuluh ekor anak anjing. Dia berniat menjual beberapa anak anjing itu. Karena belum ada orang yang berminat pada anak anjingnya, akhirnya ia memasang iklan di sepanjang jalan menuju rumahnya, mencari tuan baru bagi anjing-anjingnya.

Ketika dia memasang iklan terakhir, tiba-tiba seorang anak kecil datang dan menarik-narik celananya. “Pak,” kata anak itu. “Aku ingin membeli seekor anak anjingmu.”
Anak itu merogoh ke sakunya, mengambil beberapa koin uang, lalu menghitungnya. “Uangku hanya 39 sen. Apakah ini cukup untuk membeli anak anjingmu?”

“Tentu.” Jawab sang lelaki tua sambil tersenyum.

Lelaki tua itu menuju rumahnya, diikuti oleh si anak kecil. Sesampainya di rumah, ia memanggil kesepuluh anak anjingnya. Satu per satu anak anjing keluar dari dalam kandang. Mata anak itu berbinar senang melihat anak anjing yang berlarian dan saling mengejar dari balik pagar. Kemudian, anak anjing terakhir keluar dari kandang sambil berjalan tertatih-tatih. Ia mencoba berlari seperti anjing lain, namun tidak bisa. Badannya lebih kecil, dan ia tampak berbeda dari kesembilan anjing lain. Mata si anak langsung tertuju pada anak anjing itu. “Aku mau yang itu, Pak.”

Mendengar ucapannya, lelaki tua berjongkok dan mengelus kepala anak itu. “Nak, kamu tidak akan menginginkan anak anjing itu. Dia tidak akan bisa berlari dan bermain bersamamu seperti anjing lain karena dia cacat.”

Anak itu pun tersenyum. Dia duduk, lalu menggulung lengan celananya. Dari dalam celananya, ia mengeluarkan sepasang besi yang menyangga kedua kakinya. Ia menatap lelaki tua itu dan berkata, “Kau lihat, Sir, aku juga tidak bisa berlari dengan baik, bahkan berjalan pun terasa sulit bagiku. Kurasa anak anjing itu membutuhkan seseorang yang bisa mengerti dirinya.”

Tak terasa, air mata sang lelaki menetes. Ia mengambil anjingnya lalu menyerahkan pada anak kecil itu.

“Berapa harganya, Pak?” anak itu bertanya

“Gratis.” Jawab sang lelaki. “Tidak ada harga untuk sebuah cinta.”


How I love melancholic story. Dengan banyak baca cerita-cerita emosional kayak gini secara gak langsung melatih emosi kita untuk bersikap empati terhadap orang lain. Dan yang lebih penting lagi kita bisa mengambil moral value dari cerita itu supaya kita belajar dan jadi lebih peka terhadap hal-hal di sekitar. :)

#HidupCeritaSedih !

No comments: