Showing posts with label yang berharga. Show all posts
Showing posts with label yang berharga. Show all posts

Wednesday, January 22, 2014

Campistry of Begajulers




H+1 UAS gue dan temen sekelas pergi liburan ke Pacet, Mojokerto. Kita pergi naik truknya TNI buat ngehemat ongkos transport (mahasiswa banget ye), dan perjalanan dari Surabaya ke Pacet cuma makan waktu 2 jam. Pegel-pegel yang gue rasain akibat duduk di truk yang gak ada sandarannya ilang seketika gue sampai di tujuan, yaitu Villa Celaket Indah. First impression gue tentang villa ini adalah keren dan.. sedikit kotor. Bangunannya keliatan tua, sedikit gelap, dan kalo malem heniiing banget suasananya. Sedangkan sisi plus dari villa ini adalah pemandangannya yang keren banget, kayak di puncak gitu (ya emang di puncak keless --a). Udaranya juga masih sangat fresh dan dingin, gak kayak Surabaya yang panas dan banyak asap kendaraan di mana-mana. Orang-orang yang tinggal di sekitar villa juga ramah. :D





Kita nginep 2 hari 3 malem di sana dan semuanya diisi dengan fun things, mulai dari perform, barbeque-an, games, tuker kado, renang, sampai puncak acara, yaitu Begajulers Award. 






Gue juga mau berterima kasih buat temen-temen Begajulers atas semua dukungan, bantuan, kegilaan, dan memori lain selama 3,5 taun ini. Gue mungkin bukan temen yang baik, jarang berpartisipasi di kegiatan kelas, tapi sebenernya gue juga gak pingin kayak gitu. Gue pingin bisa kenal dan deket sama kalian semuanya, satu demi satu. Tapi apa daya, gue bukan orang yang gampang membaur dan sedikit "menutup" diri dari dunia luar. Idk, maybe beacause I'm cursed to be socially awkward, lol. Tapiii, kalo kalian bisa kenal gue lebih jauh mungkin kalian bakal nganggep gue sebaliknya. :D



Tongsis really helps us to take a selfie :))

Words in any language can't describe how grateful I am to have friends like you, guys. You, and the moments we spent for more than 3,5 years, are more than a blessing. Thank you.

Thursday, March 28, 2013

Hello, 21!

Whooaaa.. I don't believe I'm this old. I'm officially 21 now and I would be in trouble if I still act like a kid.

I got a-happy-birthday call from my sister, a lot of wishes from my friends, and morning kiss from mom and dad. This birthday girl is sooooo happy right now and I want to share this happiness with all of you. :)


Thank you for all the wishes. I read and replied all of them gladly, both in twitter, facebook, and messages. I really appreciate this and feel incredibly happy by the kindness coming from all these wonderful people. Gue aminkan semua doa yang kalian tulis, dan gue harap semua kebaikan itu berbalik juga untuk kalian. Amin.

Friday, March 22, 2013

No Charge For Love

Hey, did you notice that Facebook has a new timeline design? Facebook timeline has two columns now. Your events, status, wallposts, and recent activities are now in right column, while your recently apps are in left. Daaaaaan, gara-gara tampilan facebook yang baru ini semua status dan notes galau yang pernah gue tulis dari jaman SMA muncul ke permukaan lagi. T.T *air matanya berlinang* *mas intan yang kau kenaaang*

Ehm. Dari sekian banyak notes galau itu, ada satu note yang bikin gue sedih lagi pas baca. Note ini gue salin dari buku Interlanguage Kelas XI dengan penerjemahan sendiri. Cerita ini terkenal banget, tentang Boy, Farmer, and Little Puppy. Bagi yang udah pernah baca, mungkin ini bisa jadi sweet nostalgic story buat kalian. :)


 "No Charge For Love"
Suatu hari, terdapat seorang lelaki tua yang mempunyai sepuluh ekor anak anjing. Dia berniat menjual beberapa anak anjing itu. Karena belum ada orang yang berminat pada anak anjingnya, akhirnya ia memasang iklan di sepanjang jalan menuju rumahnya, mencari tuan baru bagi anjing-anjingnya.

Ketika dia memasang iklan terakhir, tiba-tiba seorang anak kecil datang dan menarik-narik celananya. “Pak,” kata anak itu. “Aku ingin membeli seekor anak anjingmu.”
Anak itu merogoh ke sakunya, mengambil beberapa koin uang, lalu menghitungnya. “Uangku hanya 39 sen. Apakah ini cukup untuk membeli anak anjingmu?”

“Tentu.” Jawab sang lelaki tua sambil tersenyum.

Lelaki tua itu menuju rumahnya, diikuti oleh si anak kecil. Sesampainya di rumah, ia memanggil kesepuluh anak anjingnya. Satu per satu anak anjing keluar dari dalam kandang. Mata anak itu berbinar senang melihat anak anjing yang berlarian dan saling mengejar dari balik pagar. Kemudian, anak anjing terakhir keluar dari kandang sambil berjalan tertatih-tatih. Ia mencoba berlari seperti anjing lain, namun tidak bisa. Badannya lebih kecil, dan ia tampak berbeda dari kesembilan anjing lain. Mata si anak langsung tertuju pada anak anjing itu. “Aku mau yang itu, Pak.”

Mendengar ucapannya, lelaki tua berjongkok dan mengelus kepala anak itu. “Nak, kamu tidak akan menginginkan anak anjing itu. Dia tidak akan bisa berlari dan bermain bersamamu seperti anjing lain karena dia cacat.”

Anak itu pun tersenyum. Dia duduk, lalu menggulung lengan celananya. Dari dalam celananya, ia mengeluarkan sepasang besi yang menyangga kedua kakinya. Ia menatap lelaki tua itu dan berkata, “Kau lihat, Sir, aku juga tidak bisa berlari dengan baik, bahkan berjalan pun terasa sulit bagiku. Kurasa anak anjing itu membutuhkan seseorang yang bisa mengerti dirinya.”

Tak terasa, air mata sang lelaki menetes. Ia mengambil anjingnya lalu menyerahkan pada anak kecil itu.

“Berapa harganya, Pak?” anak itu bertanya

“Gratis.” Jawab sang lelaki. “Tidak ada harga untuk sebuah cinta.”


How I love melancholic story. Dengan banyak baca cerita-cerita emosional kayak gini secara gak langsung melatih emosi kita untuk bersikap empati terhadap orang lain. Dan yang lebih penting lagi kita bisa mengambil moral value dari cerita itu supaya kita belajar dan jadi lebih peka terhadap hal-hal di sekitar. :)

#HidupCeritaSedih !

Thursday, March 15, 2012

Surat Buat Malaikat

Ibu, sedang apa? Masih sibuk mengetik atau sedang beristirahat? Apapun yang sedang ibu kerjakan kumohon jangan sampai lupa waktu.

Bu, aku sedang mengajukan permohonan beasiswa. Mohon doanya, semoga permohonanku diterima. Jumlahnya memang tidak seberapa, tapi aku sungguh berharap bisa dapat. Kalau aku benar diterima, aku akan mentraktir makanan favorit ibu nanti. Ayah jangan iri ya, karena aku akan mentraktir ayah juga :). Jika ditolak aku akan tetap mentraktir ibu. Maaf bila selama ini aku terlalu perhitungan terhadap uangku. Sungguh aku tidak tahu malu, padahal uang yang mengisi dompetku sebenarnya adalah uang ibu juga. 

Aku sungguh berterima kasih pada ibu yang telah melahirkanku. Kuliah kesehatan reproduksi beberapa waktu lalu kembali mengingatkan bahwa melahirkan aku ke dunia adalah pertaruhan nyawa bagimu. Tuhan sungguh baik karena telah memilih rahim ibu sebagai tempat berdiamku dulu.

Ibu, apakah dulu ibu bahagia ketika menggendongku untuk pertama kalinya? Apakah aku berat, Bu?

Kuharap dulu aku bayi yang sehat, sehingga tidak sering membuat ibu khawatir dan bolak-balik ke dokter. Aku juga berharap dapat mengecilkan volume tangisanku agar ibu tidak terbangun tengah malam hanya untuk mengelus-elus rambutku. Duh, dari kecil aku sudah banyak menyusahkan ya, Bu?
 
Ah, kenapa air mata ini menetes ya tiap aku mengingat ibu? 

Bu, sudah dulu ya. Tolong tetap doakan aku. Aku juga akan terus mendoakan ibu, ayah, dan semua keluarga di rumah. Ayah tidak usah sedih, sebab lain kali aku akan menulis surat serupa buat ayah. :)

Yang menyayangimu,
Nindy.

Friday, March 4, 2011

Surat Buat Ibuku

Ibuku sayang,

Aku tidak tahu, tapi beberapa bulan ini aku sering teringat pada ibu. Teringat pada dosa-dosa dan kebaikan ibu yang sering kulupakan.

Begitu banyak pengorbanan yang ibu lakukan buatku, tapi apa yang kubalas? Aku bahkan belum sempat membalas apa-apa. Untuk menyenangkan hatimu saja aku belum mampu. Aku merasa menjadi anak yang tidak berguna. Benar begitu, Bu?

Aku teringat kebaikanmu yang tidak dapat kuhitung saking banyaknya. Ketika aku sedih, ibu datang kepadaku mengajak bercanda. Ibu akan menceritakan hal-hal lucu untuk membuatku tersenyum lagi. Ketika aku menjadi juara kelas, ibu akan memberiku selamat. Meskipun aku sebal karena tidak mendapat hadiah (ibu selalu menjawab hadiahnya selamat ketika aku bertanya apa hadiah buatku), belakangan aku tahu bahwa ucapan selamat itulah yang membimbingku untuk lebih baik lagi di semester berikutnya. Ketika aku menghadapi ujian, ayah dan ibu selalu berpuasa demi mendoakan anaknya yang tidak tahu berterima kasih ini. Ketika aku putus asa menunggu hasil SNMPTN, ibu selalu membesarkan hatiku bahwa apapun hasilnya adalah yang terbaik bagiku, diterima atau tidak. Bahwa Allah punya rencana lain yang lebih indah jika aku tidak diterima SNMPTN. Ibu bahkan menghiburku denganmengatakan bahwa dirinya tidak akan malu kepada teman-temannya jika aku masih belum mendapat kursi di perguruan tinggi. Padahal aku tahu kalau orang tua lain akan sangat malu bila anaknya saja yang belum diterima di perguruan tinggi. Semua hal telah dilakukan oleh ibu, hanya untuk membuatku bersemangat kembali, untuk meyakinkanku bahwa nasib orang selalu berputar.

Tapi apa yang kubalas? Berterima kasih pun jarang aku lakukan.

Aku jarang mengucapkan terima kasih pada ibu yang telah membuatku melihat dunia ini, meskipun aku sangat ingin mengatakannya sambil mencium tanganmu. Mungkin aku malu. Tapi tidak jelas malu kepada siapa. Aku selalu ingin membuatmu bahagia telah melahirkanku ke dunia ini. Aku ingin ibu tersenyum dalam setiap tindakan yang kulakukan.

Aku mungkin tidak pernah mengatakannya secara langsung. Tapi ketahuilah, Bu, kaulah orang yang selalu kuingat di saat aku hampir menyerah. Kepada ibu aku memperuntukkan doaku agar diijabahi Allah. Sebab aku tahu kalau ibu akan selalu mendoakanku meski aku sering melukai hati ibu. Mungkin rasa sayangku tidak sebesar seperti milikmu. Bahkan ribuan ibu lain tidak akan dapat menandingi kebaikanmu padaku. Seluruh kenikmatan dunia bila dikumpulkan jadi satu juga tidak akan mampu membayar kasih sayang yang sudah kau berikan padaku selama 19 tahun ini, sejak aku masih di dalam perutmu.

Aku menyayangimu, ibuku. Sungguh-sungguh menyayangimu. Karena langit runtuh pun dapat kau tegakkan kembali dengan satu kata maaf darimu. Semoga lain kali aku dapat mengatakan langsung kepadamu. Dan semoga rahmat Allah selalu tercurah padamu siang dan malam.


Dengan segenap cinta,
Anakmu yang ingin membahagiakanmu.