Thursday, March 15, 2012

Surat Buat Malaikat

Ibu, sedang apa? Masih sibuk mengetik atau sedang beristirahat? Apapun yang sedang ibu kerjakan kumohon jangan sampai lupa waktu.

Bu, aku sedang mengajukan permohonan beasiswa. Mohon doanya, semoga permohonanku diterima. Jumlahnya memang tidak seberapa, tapi aku sungguh berharap bisa dapat. Kalau aku benar diterima, aku akan mentraktir makanan favorit ibu nanti. Ayah jangan iri ya, karena aku akan mentraktir ayah juga :). Jika ditolak aku akan tetap mentraktir ibu. Maaf bila selama ini aku terlalu perhitungan terhadap uangku. Sungguh aku tidak tahu malu, padahal uang yang mengisi dompetku sebenarnya adalah uang ibu juga. 

Aku sungguh berterima kasih pada ibu yang telah melahirkanku. Kuliah kesehatan reproduksi beberapa waktu lalu kembali mengingatkan bahwa melahirkan aku ke dunia adalah pertaruhan nyawa bagimu. Tuhan sungguh baik karena telah memilih rahim ibu sebagai tempat berdiamku dulu.

Ibu, apakah dulu ibu bahagia ketika menggendongku untuk pertama kalinya? Apakah aku berat, Bu?

Kuharap dulu aku bayi yang sehat, sehingga tidak sering membuat ibu khawatir dan bolak-balik ke dokter. Aku juga berharap dapat mengecilkan volume tangisanku agar ibu tidak terbangun tengah malam hanya untuk mengelus-elus rambutku. Duh, dari kecil aku sudah banyak menyusahkan ya, Bu?
 
Ah, kenapa air mata ini menetes ya tiap aku mengingat ibu? 

Bu, sudah dulu ya. Tolong tetap doakan aku. Aku juga akan terus mendoakan ibu, ayah, dan semua keluarga di rumah. Ayah tidak usah sedih, sebab lain kali aku akan menulis surat serupa buat ayah. :)

Yang menyayangimu,
Nindy.

No comments: